Catatan Lepas Kekalahan Gubernur Lampung dan Bupati Lamsel "Petahana" Opini: Arsyad Pensiunan Pratama Lampung Selatan
PILKADA serentak 27 November 2024, relatif sudah usai dan hanya tinggal menunggu hasil hitung resmi KPU. Biasanya tidak berbeda jauh dengan hasil Quick qount yang diadakan berbagai lembaga survei (lemsur). Dari sekian gubernur, bupati & walikota yang terpilih maupun yang kalah, ada yang ingin saya tulis tentang kekalahan telak gubernur Lampung dan Bupati Lampung Selatan (Lamsel) sebagai petahana ( judul tulisan ini) sebagai daerah tempat pengabdianku selama 33 tahun .
Gubernur Lampung dengan semboyan "Lampung Berjaya " sungguh menarik pada awalnya. Semua bidang ingin digarap dan akhirnya ***gagap *** dalam menentukan prioritas . Karena tidak fokus dalam menentukan prioritas, akhirnya infrastruktur terbengkalai yang menjadi meme sindiran yang viral di medsos. Bidang yang harus jadi andalan beliau sebagai Ir. pertanian juga “sami mawon”, masih fokus bangga pada produktivitas pertanian yang tinggi sebagai salah satu daerah penyangga pangan nasional, namun tidak ada kebijakan khusus pada distribusi dan harga pangan. Akhirnya sampai mengakhiri jabatan gubernur, tidak punya efek signifikan pada peningkatan pendapatan petani, dan masyarakat grass root tidak punya prestasi yang khusus untuk diingat dalam memori nya. Sementara beliau bangga pada berbagai kesempatan bahwa produksi gula, ikan, ternak, padi, jagung dll Provinsi Lampung masuk 3 besar nasional . Beliau lupa bahwa penyumbang terbesar produktivitas pertanian Lampung adalah perusahaan swasta besar yang tersebar seantero Lampung. Kalau perusahaan swasta relatif sudah mandiri & profesional, dan ketergantungan pada pemerintah daerah relatif kurang signifikan. Belum lagi kalau secara politik, mengharapkan dukungan mereka relatif susah karena perusahaan swasta punya banyak "kaki" untuk bersandar.
Akhirnya sampai mengakhiri jabatan, yang diingat masyarakat pada gubernur Lampung adalah sifat pemarahnya, senang memalukan staf/ orang didepan umum , sombongnya dan beberapa sifat negatif lainnya. Dalam pilkada serentak akhirnya mendapat hukuman masyarakat dengan hanya meraih suara sekitar 17-19 % ( versi QC), sungguh jumlah suara yang kurang elok bagi "" petahana ""
Untuk Bupati Lampung Selatan yang hampir 7 tahun dia emban , awalnya dia sangat fokus agar dalam bekerja memakai budaya "gotong royong ". Beliau memulai sewaktu Lamsel dapat musibah " tsunami ". Sampai penanganan tsunami selesai relatif masih dalam koridor tata kelola pemerintah yang baik. Sifat aslinya mulai muncul sejak beliau menang pilkada Kabupaten Lamsel 2019, dan merongrong bawahan dengan berbagai ancaman mulai dari mutasi, non job dsb. Umumnya beliau menganggap beberapa staf yang kurang seirama sebagai musuh , walaupun tidak sedikit bawahan itu adalah orang yang mumpuni dalam bidangnya. Terjadinya perbedaan perlakuan ini, akhirnya karier pegawai amburadul dengan tidak berpatokan lagi pada sistem kepegawaian yang benar. Sampai ada ASN yang masih level kabid/ kabag menduduki jabatan Plt asisten dalam waktu lama dan masih banyak lagi...akhirnya budaya gotong royong yang dikembangkan dari awal *bubar jalan* . Pelantikan dan mutasi pejabat sudah tak mengenal waktu lagi semuanya terserah Bupati atas masukan dari beberapa orang dekatnya. Sejak saat itu beliau sudah menebar musuh dengan bawahannya sendiri dan jumlahnya cukup banyak.
Belum lagi bicara program kerja, yang tanpa pola. Bila ada lomba semua geruduk lomba tersebut, walaupun kurang signifikan dengan perbaikan kehidupan rakyat. Hasil lomba inilah yang dibanggakan beliau, walaupun semua juga tahu keberlanjutannya hasil lomba tersebut sangat memprihatinkan.
Selama beliau jadi Bupati sangat minim diskusi yang membangun dan bila ada kesempatan untuk memberikan masukan dengan pendekatan ilmiah selalu dijawab khas "" jangan kuliahi aku "".
Dalam rentang waktu 7 Tahun akhirnya waktulah yang menjawab berbagai kegiatan beliau dan 27 November 2024 hanya meraih suara sekitar 35-40 % dari pendatang baru ESA ( EGGI SYAIFUL) . Sungguh jumlah suara yang kurang signifikan dengan masa pengabdian beliau selama 7 tahun, dan kalaupun ada yang diingat program khas beliau yaitu bedah rumah bagi rakyat yang tidak mampu dengan plus minusnya. Berbanding terbalik dengan keunggulan komparatif, wilayah, potensi alam yang dimiliki kabupaten Lamsel...
Provinsi Lampung dan Kabupaten Lamsel sebagai pintu gerbang penghubung Sumatera -Jawa menunggu tangan dingin anak muda yang terpilih sebagai Gubernur Lampung dan Bupati Lamsel...Bawalah daerahmu untuk terbang tinggi agar rakyat Lampung bangga pada kalian... waktu 5 tahun memang tidak lama, tapi carilah program prioritas yang selalu diingat rakyat dan bila nanti kalian jadi pasangan "" petahana "" jadilah pasangan yang menang lagi.
Selamat bekerja
Sinar mulya 28112024