Ka Satker PJSA : Pembangunan Inlet Diatas Schedule 25%
Sigerindo, Kerinci - Pembangunan Inlet di Danau Kerinci memiliki azas manfaat bagi masyarakat Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Terlebih lagi dengan adanya pembangunan ini diharapkan dapat mengurangi dampak banjir yang terjadi sejak beberapa tahun terakhir.
“Kita sudah duduk bersama studynya untuk penanganan banjir kota sungai penuh sudah ada namun amdalnya belum selesai dan saat ini sedang proses penyelesaian oleh Pemda Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh,” jelas Eris Hendrabuana Kepala Satuan Kerja Pelaksana Jaringan Sumber Air (Kasatker PJSA) BWSS VI Jambi kepada wartawan Jum’at, (15/7).
Pembangunan Inlet ini kata Eris saat ini sudah mencapai diatas 25 persen. Eris menyebutkan dengan pembangunan merupakan langkah awal untuk mengatasi banjir yang sering terjadi di Kota Sungai Penuh dan juga di Kabupaten Kerinci.
“Mungkin banjir akan tetap ada akan tetapi tidak lama. Ini merupakan perhatian khusus untuk Kerinci dan Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci.
Eris juga menjelaskan terkait akses jalan menuju lokasi proyek Inlet tersebut. Dimana akses jalan menjadi alasan batalnya kunjungan H. Bakri dalam meninjau lokasi proyek yang dikerjakan oleh PT. Bangun Yodya Persada.
Disampaikan juga kontraktor pelaksana setelah melakukan koordinasi dan melaporkan hasil koordinasinya ke pihak PPK DSE PJSA Sumatera VI, penyedia memutuskan jalan akses menuju ke lokasi pekerjaan tidak melalui jalan darat, karena berbagai pertimbangan.
“Pertama, jarak dari jalan utama ( jembatan Debai ) ke muara cukup jauh +/-2,5 km, semakin ke hilir kondisi jalan existing ( jalan usaha tani ) makin menyempit, kaitan point 2 ini akan menyulitkan saat memobilisasi alat berat dan kendaraan roda empat lainnya, kalaupun diperlebar akan memerlukan biaya yang cukup besar dan waktu yang cukup lama. Serta disepanjang jalan existing banyak tanaman milik warga sehingga perlu lagi waktu lagi untuk melakukan sosialisasi,”demikian Eris.
Disamping itu, sebagai perpanjangan tangan melalui Kementrian PUPR, pihak BWSS VI Jambi kata Eris juga mengakui sudah mendengar istilah lahan 100 yang berada di Kecamatan Hamparan Rawang Kota Sungai Penuh. Seperti apa langkah yang akan diambil oleh pihak BWSS VI ?
“Iya, saya sudah mendengar adanya lahan lahan 100 dan kedepan akan menjadi perhatian dan fokus kami di BWSS VI Jambi untuk segera diteruskan,”urainya. (Dw)
“Kita sudah duduk bersama studynya untuk penanganan banjir kota sungai penuh sudah ada namun amdalnya belum selesai dan saat ini sedang proses penyelesaian oleh Pemda Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh,” jelas Eris Hendrabuana Kepala Satuan Kerja Pelaksana Jaringan Sumber Air (Kasatker PJSA) BWSS VI Jambi kepada wartawan Jum’at, (15/7).
Pembangunan Inlet ini kata Eris saat ini sudah mencapai diatas 25 persen. Eris menyebutkan dengan pembangunan merupakan langkah awal untuk mengatasi banjir yang sering terjadi di Kota Sungai Penuh dan juga di Kabupaten Kerinci.
“Mungkin banjir akan tetap ada akan tetapi tidak lama. Ini merupakan perhatian khusus untuk Kerinci dan Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci.
Eris juga menjelaskan terkait akses jalan menuju lokasi proyek Inlet tersebut. Dimana akses jalan menjadi alasan batalnya kunjungan H. Bakri dalam meninjau lokasi proyek yang dikerjakan oleh PT. Bangun Yodya Persada.
Disampaikan juga kontraktor pelaksana setelah melakukan koordinasi dan melaporkan hasil koordinasinya ke pihak PPK DSE PJSA Sumatera VI, penyedia memutuskan jalan akses menuju ke lokasi pekerjaan tidak melalui jalan darat, karena berbagai pertimbangan.
“Pertama, jarak dari jalan utama ( jembatan Debai ) ke muara cukup jauh +/-2,5 km, semakin ke hilir kondisi jalan existing ( jalan usaha tani ) makin menyempit, kaitan point 2 ini akan menyulitkan saat memobilisasi alat berat dan kendaraan roda empat lainnya, kalaupun diperlebar akan memerlukan biaya yang cukup besar dan waktu yang cukup lama. Serta disepanjang jalan existing banyak tanaman milik warga sehingga perlu lagi waktu lagi untuk melakukan sosialisasi,”demikian Eris.
Disamping itu, sebagai perpanjangan tangan melalui Kementrian PUPR, pihak BWSS VI Jambi kata Eris juga mengakui sudah mendengar istilah lahan 100 yang berada di Kecamatan Hamparan Rawang Kota Sungai Penuh. Seperti apa langkah yang akan diambil oleh pihak BWSS VI ?
“Iya, saya sudah mendengar adanya lahan lahan 100 dan kedepan akan menjadi perhatian dan fokus kami di BWSS VI Jambi untuk segera diteruskan,”urainya. (Dw)