Petani Mesuji Mengeluh Hasil Gabah Tidak Sesuai Yang Di Harapkan
Sigerindo Mesuji -Sudah jadi tradisi harga gabah selalu turun saat musim panen tiba, dan petani tidak bisa berbuat banyak dengan ketentuan harga yang ditetapkan pembeli. Meskipun menelan ludah, petani akhirnya merelakan hasil panennya dibeli dengan harga Rp3.700/kg
Kepala desa (Kades) Sungai Buaya, Kecamatan Rawa Jitu Utara Kabupaten Mesuji, M Alia Muis mengatakan, saat ini petani panen padi dan mengeluhkan harga gabah turun menjadi Rp3.700/kg.
“Petani Sungai Buaya, mulai panen padi. Tapi, para petani ngeluh karena harga gabah Rp3.700/kg, padahal sebelumnya mencapai Rp4.200-4.300/kg,” kata Alian melalui pesan WhatsApp, sabtu (02/04/2022)
Ia mengatakan, ratusan hektare sawah milik petani Desa Sungai Buaya mulai panen dan rata-rata 6-7 ton/hektare. Namun, setiap tahun harga selalu turun saat panen.
Sementara itu, Yadi salah satu tokoh pemuda Desa Panggung Jaya Kecamatan Rawa Jitu Utara menyatakan, yang menentukan harga gabah saat musim panen padi adalah pembeli.
“Saat barang banyak, para tengkulak ini yang berperan mainkan harga. Jadi petani ikut harga dari mereka,” terangnya
Yadi mengatakan, kelemahan para petani di Rawa Jitu Utara adalah tidak mempunyai lantai jemur, karena daerah lahan gambut. Akibatnya, saat panen yang sudah masuk karung, langsung di timbang oleh para pembeli dan dibayar ditempat
“Kalau petani memiliki lantai jemur, bisa bertahan, dan harga gabah mencapai Rp4 ribu/kg,” imbuhnya.
Keluhan petani juga terjadi di Kecamatan Mesuji Timur. Tri salah satu petani menjelaskan, kalau harga gabah ditempatnya Rp3.700-3.800/kg
“Harga gabah Rp3.700-3.800/kg, sebelumnya Rp4 ribu/kg. Turunnya harga gabah itu, sudah terjadi setiap tahun. Karena, alasan para pembeli jalan rusak dan susah dilalui,” jelasnya.
Diketahui, ada tiga kecamatan di Kabupaten Mesuji penghasil komoditas padi yakni, Kecamatan Mesuji, Mesuji Timur dan Rawa Jitu Utara. Saat musim panen, pembeli yang datang rata-rata dari luar wilayah Kabupaten Mesuji, dan diketahui juga kalau petani menjual hasil panennya adalah gabah basah (Hery)
Kepala desa (Kades) Sungai Buaya, Kecamatan Rawa Jitu Utara Kabupaten Mesuji, M Alia Muis mengatakan, saat ini petani panen padi dan mengeluhkan harga gabah turun menjadi Rp3.700/kg.
“Petani Sungai Buaya, mulai panen padi. Tapi, para petani ngeluh karena harga gabah Rp3.700/kg, padahal sebelumnya mencapai Rp4.200-4.300/kg,” kata Alian melalui pesan WhatsApp, sabtu (02/04/2022)
Ia mengatakan, ratusan hektare sawah milik petani Desa Sungai Buaya mulai panen dan rata-rata 6-7 ton/hektare. Namun, setiap tahun harga selalu turun saat panen.
Sementara itu, Yadi salah satu tokoh pemuda Desa Panggung Jaya Kecamatan Rawa Jitu Utara menyatakan, yang menentukan harga gabah saat musim panen padi adalah pembeli.
“Saat barang banyak, para tengkulak ini yang berperan mainkan harga. Jadi petani ikut harga dari mereka,” terangnya
Yadi mengatakan, kelemahan para petani di Rawa Jitu Utara adalah tidak mempunyai lantai jemur, karena daerah lahan gambut. Akibatnya, saat panen yang sudah masuk karung, langsung di timbang oleh para pembeli dan dibayar ditempat
“Kalau petani memiliki lantai jemur, bisa bertahan, dan harga gabah mencapai Rp4 ribu/kg,” imbuhnya.
Keluhan petani juga terjadi di Kecamatan Mesuji Timur. Tri salah satu petani menjelaskan, kalau harga gabah ditempatnya Rp3.700-3.800/kg
“Harga gabah Rp3.700-3.800/kg, sebelumnya Rp4 ribu/kg. Turunnya harga gabah itu, sudah terjadi setiap tahun. Karena, alasan para pembeli jalan rusak dan susah dilalui,” jelasnya.
Diketahui, ada tiga kecamatan di Kabupaten Mesuji penghasil komoditas padi yakni, Kecamatan Mesuji, Mesuji Timur dan Rawa Jitu Utara. Saat musim panen, pembeli yang datang rata-rata dari luar wilayah Kabupaten Mesuji, dan diketahui juga kalau petani menjual hasil panennya adalah gabah basah (Hery)