PTPN 6 jaga Komoditas Minyak Sawit dengan Tingkatkan Produksi
Sigerindo Jambi -Anggota Komisi VI DPR RI Hendrik Lewerissa saat mengikuti kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI ke PT Perkebunan Nusantara VI, Jambi.
Anggota Komisi VI DPR RI Hendrik Lewerissa menyampaikan pentingnya jajaran PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VI untuk menjaga momentum atas meningkatnya komoditas minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO) di pasar global dengan cara meningkatkan jumlah produksi perkebunan, khususnya komoditas minyak sawit
“Perkembangan yang menarik saat ini, kita tahu bahwa harga komoditas minyak sawit sekarang sedang membaik di pasar global, sehingga PTPN yang memilki perkebunan sawit diperkirakan akan memperoleh pendapatan yang memadai, sejalan dengan meningkatnya harga komoditas terutama harga CPO,” ujarnya saat mengikuti kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI ke PT Perkebunan Nusantara VI, Jambi
Politisi Partai Gerindra ini berharap dukungan pihak PTPN VI, serta umumnya kepada PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Group sebagai salah satu BUMN yang menjadi produsen minyak sawit yang merupakan bahan baku minyak goreng untuk mendukung program pemerintah terhadap kebijakan minyak goreng satu harga agar dapat secara merata dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di seluruh Indonesia
"Harapan kami PTPN dapat secara sukses mengamankan kebijakan pemerintah terutama harga minyak goreng satu harga dan fungsi serta peran memenuhi kebutuhan dalam negeri. Memang tentu dari setiap kebijakan yang diambil pemerintah pasti ada dampaknya. Tetapi dari sisi kepentingan publik secara keseluruhan kebijakan harga minyak goreng satu harga itu kebijakan kebaikan, sehingga perbedaan harga di setiap daerah tidak ada yang mencolok di seluruh Indonesia,” pungkasnya
Legislator dapil Maluku itu juga mengungkapkan apresiasinya terhadap PTPN VI yang mampu terus tumbuh dan berkembang mengalami peningkatan setiap tahunnya. "Kita ketahui bersama bahwa saat ini kinerja PTPN VI membaik dibandingkan tahun lalu, memang dari sisi nilai ekuitas, aset dan hutang itu masih termasuk tinggi tapi dalam paparan tadi sudah disampaikan kepada kami bahwa utang-utang itu sudah direstrukturisasi, semoga ke depannya bisa ditingkatkan lagi,” tutup Hendrik. (RH)