Pembagian Bantuan Program sembako (BPNT) Yang Di Berikan Oleh PT POS Indonesia Menimbulkan Banyak Polemik
Sigerindo Pesawaran - Adanya Pembagian bantuan program sembako yang diberikan secara langsung tunai oleh PT POS disinyalir
Akan menimbulkan banyak polemik, salah satunya berpotensi menimbulkan kerumunan yang akan menjadi cluster penyebaran Covid-19
Berdasarkan pantauan media ini, ratusan warga Kecamatan Waylima antre di Kantor Pos kecamatan setempat. Salah satu warga Desa Kotadalam yang enggan disebutkan namanya menyebutkan, dia harus antre berjam-jam guna mengambil bantuan tunai senilai Rp600 ribu
"Kami harus antre karena memang pembagiannya hanya di satu lokasi, melalui kantor Pos Kecamatan Kedondong," katanya
Selain berpotensi menimbulkan kerumunan, metode pembagian dana tunai itu juga dimungkinkan menjadi ajang pungli bagi oknum yang tidak bertanggung jawab sesuai dengan temuan yang ada di lapangangan
"Sebelumnya kan program ini memang untuk pembagian sembako bagi masyarakat yang masuk dalam kategori Keluarga Penerima Manfaat atau KPM dari kementerian sosial," katanya
"Yang saya tanyakan, apakah ada aturan tentang pemberian sukarela, karena kami dapat surat dari aparatur desa untuk pengambilan ke kantor pos, dan pak RT bilang nanti kalau sudah dapat duitnya suruh ngasih sukarela, emang seperti itu apa," sesalnya
saat dikonfirmasi, Kepala KCP PT POS Kedondong berkilah bahwa penyaluran sudah sesuai prokes, meskipun berkerumun namun tetap berjarak, tidak sesuai dengan fakta di lapangan
"Aman kok mas, kita sudah sesuai prokes, ada pihak Polsek dengan pol PP juga yang berjaga," kilahnya
Hal ini tentunya sangat disayangkan apalagi Kecamatan Waylima masuk ke zona merah Covid-19 dan harus ada evaluasi terkait pembagian bansos ini.Pungkasnya (Man)
Akan menimbulkan banyak polemik, salah satunya berpotensi menimbulkan kerumunan yang akan menjadi cluster penyebaran Covid-19
Berdasarkan pantauan media ini, ratusan warga Kecamatan Waylima antre di Kantor Pos kecamatan setempat. Salah satu warga Desa Kotadalam yang enggan disebutkan namanya menyebutkan, dia harus antre berjam-jam guna mengambil bantuan tunai senilai Rp600 ribu
"Kami harus antre karena memang pembagiannya hanya di satu lokasi, melalui kantor Pos Kecamatan Kedondong," katanya
Selain berpotensi menimbulkan kerumunan, metode pembagian dana tunai itu juga dimungkinkan menjadi ajang pungli bagi oknum yang tidak bertanggung jawab sesuai dengan temuan yang ada di lapangangan
"Sebelumnya kan program ini memang untuk pembagian sembako bagi masyarakat yang masuk dalam kategori Keluarga Penerima Manfaat atau KPM dari kementerian sosial," katanya
"Yang saya tanyakan, apakah ada aturan tentang pemberian sukarela, karena kami dapat surat dari aparatur desa untuk pengambilan ke kantor pos, dan pak RT bilang nanti kalau sudah dapat duitnya suruh ngasih sukarela, emang seperti itu apa," sesalnya
saat dikonfirmasi, Kepala KCP PT POS Kedondong berkilah bahwa penyaluran sudah sesuai prokes, meskipun berkerumun namun tetap berjarak, tidak sesuai dengan fakta di lapangan
"Aman kok mas, kita sudah sesuai prokes, ada pihak Polsek dengan pol PP juga yang berjaga," kilahnya
Hal ini tentunya sangat disayangkan apalagi Kecamatan Waylima masuk ke zona merah Covid-19 dan harus ada evaluasi terkait pembagian bansos ini.Pungkasnya (Man)